Strategi Penanganan Insiden Laut di Indonesia menjadi hal yang penting untuk dibahas mengingat Indonesia sebagai negara maritim dengan ribuan pulau yang tersebar di seluruh wilayah. Insiden laut seperti kecelakaan kapal, pencurian, atau bencana alam seringkali terjadi di perairan Indonesia.
Menurut Kepala Badan SAR Nasional, Marsekal Madya Bagus Puruhito, “Peningkatan kapasitas dan koordinasi antara lembaga terkait sangat diperlukan dalam strategi penanganan insiden laut di Indonesia.” Hal ini sejalan dengan pendapat Kapten Laut (P) Wisnu Wardhana, ahli kelautan dari Universitas Indonesia, yang menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, TNI AL, dan pihak swasta dalam penanganan insiden laut.
Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah meningkatkan alat dan personel SAR di seluruh wilayah perairan Indonesia. Menurut data Kementerian Perhubungan, saat ini Indonesia memiliki kurang lebih 150 unit kapal SAR dan 10 helikopter SAR yang tersebar di berbagai titik strategis. Namun, masih diperlukan peningkatan dalam hal ini.
Selain itu, peningkatan kesadaran masyarakat akan keselamatan di laut juga menjadi hal yang penting. Menurut Dr. Muhammad Arsyad, pakar kelautan dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, “Pendidikan dan sosialisasi mengenai keselamatan di laut perlu ditingkatkan agar masyarakat lebih aware terhadap risiko insiden laut.”
Dalam implementasinya, koordinasi antar lembaga terkait seperti Basarnas, TNI AL, dan pihak swasta harus terus ditingkatkan. Menurut Letnan Kolonel Laut (E) Firdaus, ahli keamanan maritim dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), “Koordinasi yang baik antar lembaga terkait akan mempercepat proses penanganan insiden laut dan mengurangi dampak negatif yang mungkin terjadi.”
Dengan adanya upaya peningkatan kapasitas, koordinasi, dan kesadaran masyarakat, diharapkan strategi penanganan insiden laut di Indonesia dapat terus ditingkatkan demi menjaga keselamatan di perairan Indonesia.